More

    Mahasiswa Undip Kembangkan Pengolah Ikan Asin Berteknologi Fotokatalis

    Mahasiswa Undip mengembangkan teknologi pengolah ikan asin. Dok. Undip
    Mahasiswa Undip mengembangkan teknologi pengolah ikan asin. berbasis fotokatalis dan lampu pijar. Dok. Undip

    Ikan Asin merupakan salah satu penganan laut yang cukup populer di Indonesia. Biasanya pengolahan ikan ini dilakukan secaa tradisional yaitu dengan metode penggaraman kering dan metode penggaraman basah.

    Namun metode ini masih memiliki kelemahan yaitu tidak dapat mereduksi logam berat yang terkandung pada ikan yang tercemar. Selain itu metode tradisional ini juga masih bergantung pada matahari. Bila cuaca hujan atau mendung ikan asin tidak dapat dijemur dan akibatnya ikan menjadi busuk atau rusak.

    Dari persoalan di atas mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) membuat teknologi pengolahan ikan asin berbasis fotokatalis dan lampu pijar. Melalui teknoloho ini mampu mengeringkan ikan asin dengan cara membunuh bakteri dan mikroorganisme penyebab kebusukan dan mereduksi logam berat yang terkontaminasi pada ikan. Sehingga produk ikan asin teksturnya bagus  dan terbebas dari logam berat.

    - Advertisement -

    Mahasiswa pembuat alat ini terdiri dari Yoyon Wahyono (S1 Fisika, Ketua Tim), Alfin Darari (S1 Fisika), Eko Siswoyo (S1 Kimia), dan Yanuar Aji Saputro (S1 Fisika). Mereka dibimbing oleh Dr. Heri Sutanto, M.Si, Dosen S1 Fisika Undip.

    Teknologi yang mereka buat terbuat dari bahan utama kaca dan stainless. Terdiri tiga bagian yaitu bagian atas, tengah, dan bawah. Bagian atas adalah tempat untuk meletakkan lampu dan lapisan tipis fotokatalis, bagian tengah adalah tempat untuk meletakkan ikan asin yang akan dikeringkan. Dan pada bagian bawah adalah tempat lampu pijar, penggaraman basah dan penyimpanan ikan asin yang telah jadi.

    Di bagian tengah juga terdapat tempat sirkulasi udara dan kipas kecil. Fungsinya adalah untuk mempercepat aliran udara. Aliran udara yang cepat akan membawa uap air dari permukaan ikan asin  dan mencegah uap air tersebut menjadi jenuh di permukan ikan asin. Dengan adanya sirkulasi udara dan kipas kecil ini akan mempercepat proses pengeringan.

    Selain itu teknologi ini juga dapat digunakan langsung di bawah sinar matahari. Sumber cahaya matahari tersebut digunakan untuk fotokatalis dan panas matahari untuk mengeringkan ikan asin. Dari reaksi fotokatalis tersebut membentuk senyawa superoksida yang melepaskan O2 dan OH radikal yang dapat mengoksidasi berbagai logam berat dan bakteri dengan efektifitas mencapai 97,19%. Sehingga teknologi pengolahan ikan asin dengan prinsip fotokatalitik ini mampu mengeringkan ikan asin dengan cara membunuh bakteri dan mikroorganisme penyebab kebusukan dan mereduksi logam berat yang terkontaminasi pada ikan sehingga produk ikan asin teksturnya bagus  dan terbebas dari logam berat.

    Bila cuaca hujan atau awan mendung dan malam hari, alat ini tetap dapat digunakan. Karena alat ini dilengkapi dengan lampu neon dan lampu pijar. Cahaya lampu neon dapat digunakan untuk reaksi fotokatalis dan fotokatalis dapat bekerja pada cahaya tampak.

    Adapun lampu neon yang digunakan adalah lampu neon dengan daya 14 watt dan sumber panasnya dari lampu pijar. Lampu pijar yang digunakan hanya membutuhkan daya listrik 80 watt (2 lampu pijar). Panas yang dihasilkan dari lampu pijar ini setara dengan suhu yang dibutuhkan untuk pengeringan yaitu lebih kurang 36⁰C.

    Pemanasan dengan suhu terlalu tinggi tidak bagus karena akan merusak tekstur dan rasa dari ikan asin. Untuk kontrol suhu menggunakan termometer. Alat ini sangat berguna bagi masyarakat Indonesia, khususnya para pengolah ikan asin di Indonesia.

    Teknologi ini merupakan teknologi yang berdaya saing International. Dengan teknologi ini ikan asin aman dari bahaya pencemaran logam berat, sehingga teknologi ini menjadi solusi penyediaan ikan asin bermutu baik dan dapat meningkatkan produktivitas pengolah ikan asin di Indonesia.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here