Setelah Indonesia meluncurkan produk N250 pada tahun 1995 yang menjadi awal tonggak kebangkitan nasional. PT Dirgantara Indonesia (PT DI) kembali mengembangkan pesawat penumpang untuk daerah terpencil di Indonesia.
Pesawat ini adalah N219 yang merupakan pesawat berpenumpang 19 orang. Pesawat N219 memang dirancang kecil dan sederhana sesuai dengan kondisi daerah terpencil di Indonesia.
Pesawat N219 mampu terbang dengan landasan kurang dari 800 meter dan mampu bermanuver di daerah berbukit dan yang memiliki landasan pendek seperti daerah-daerah yang ada di Papua.
Pengembangan pesawat telah dilakukan sejak bulan Maret 2007. Ide dan desain pesawat dikembangkan PT DI dan mendapat dukungan pemerintah melalui LAPAN. Pesawat ini dirancang sepenuhnya oleh putra-putri Indonesia.
Keunggulan N219
Pesawat N219 ditenagai sepasang engine PT6-420. Kemampuan jelajahnya 1580 NM dengan kecepatan maksimum 213 Knots. Pesawat 
ini dianggap memiliki keunggulan dibandingkan dengan kompetitornya.
Berikut keunggulan peswat N219 :
- Harga lebih murah dibandingkan kompetitor yang ada dengan biaya operasi dan pemeliharaan yang rendah.
- Memiliki kemampuan short of landing dan mudah dioperasikan di daerah terpencil.
- Bisa self starting tanpa bantuan ground support unit.
- Menggunakan teknologi aerodinamik yang lebih modern.
- Memiliki kabin terluas dikelasnya.
- Multhihop Capability Fuel Tank, teknologi yang memungkinkan pesawat tidak perlu mengisi ulang bahan bakar untuk melanjutkan penerbangan ke rute berikutnya.
- Kecepatan (Speed) yang lebih tinggi dibandingkan kompetitor, yakni sampai 210 knot.
- Stall Speed-nya diangka 59 Knot, artinya cukup rendah namun bisa terkontrol dengan baik bila masuk ke wilayah yang bertebing.
- Pesawat N219 dilengkapi dengan terrain alerting and warning system. Alat ini bisa mendeteksi perbukitan dan bila mendekati pergunungan maka akan memberikan tanda. Selain itu visualisasi 3D menampilkan secara langsung kondisi perbukitan.
- Pesawat N219 bisa mencapai ketinggian 5000 -6000 feet. Meski tidak bisa membawa penumpang penuh namun masih bisa membawa penumpang sebanyak 12 penumpang pada ketinggian tersebut. Jumlah ini lebih banyak dari para pesawat pesaing.
Pesawat N219 memiliki teknologi terbaru dan terdepan. N219 memiliki Avionic Set terbanyak bagi pesawat FAR 23 dan dapat terbang rendah dengan kecepatan rendah mencapai 59 knots, serta memiliki landing gear tetap, sehingga akan memudahkan pemeliharaan dan mengurangi biaya pemeliharaan. Sehingga bisa membantu pilot nyaman dalam mengendalikan pesawat.
Pesawat ini diharapkan bisa menjadi awal kebangkitan industri dirgantara Indonesia. Dan bisa menjawab transportasi antar daerah terpencil seperti Aceh, Papua dan beberapa daerah lainnya di Indonesia dengan waktu yang lebih cepat.[]
