More

    Ngabuburit ala Tim Homeless Indonesia

    ENCEP SUKONTRA

    Lapangan Bawet di kolong jalan layang Pasupati, Bandung, biasa menjadi tempat ngabuburit atau kegiatan mengisi waktu puasa. Pada Minggu (26/06/2016) sore, sudah terlihat dua tim yang saling serang.

    Tim Indonesia untuk Homeless World Cup 2016. FOTO : ENCEP SUKONTRA
    Tim Indonesia untuk Homeless World Cup 2016. FOTO : ENCEP SUKONTRA

    Satu tim memakai kostum merah-merah. Mereka dari Tim Indonesia untuk Homeless World Cup 2016. Tim lainnya berkostum kuning dari GKRC.

    - Advertisement -

    Pertandingan persahabatan tersebut cukup seru, meski ada anggota tim yang puasa. Latihan tersebut sebagai latihan persiapan Tim Indonesia untuk menjajal piala dunia kaum marjinal Homeless World Cup 2016 yang digelar di Skotlandia.

    Pertandingan yang menguras keringat itu berakhir bersamaan dengan kumandangnya adzan magrib. Masing-masing tim kemudian keluar lapang, mengambil minum, gorengan, dan kolak. Buka puasa setelah keringat mengucur deras terasa lebih nikmat.

    “Anggota tim semuanya puasa, kecuali yang non muslim,” kata Eko Sutiadi, asisten manajer tim Indonesia untuk HWC 2016, disela pertandingan persahabatan yang digelar Minggu (26/06/2016).

    Tim HWC 2015 terdiri dari delapan orang, yakni empat orang dari Bandung Heru Muhammad Faisal, Roni Sahroni, Angga Sidik Permadi, Wisnu Wantoro, yang lainnya dari luar Bandung seperti Eman Sulaeman (Majalengka), Nandi Saeful Anam (Sumedang), Wiradanu (Bali), Antonius Dimas Antonius (Yogyakarta).

    Mereka akan berangkat didampingi seorang pelatih dan manajer, Kamis 7 Juli mendatang. Menurut Eko, persiapan tim sudah matang, begitu juga dengan dana yang diperoleh dari sponsor.

    Bogim Sofyan, asisten pelatih, mengatakan saat ini tim tinggal mematangkan strategi permainan. Selain itu, tim juga harus mematangkan komunikasi agar permainan lebih padu. “Kalau persiapan tim sudah 70 persen.”

    Dari segi formasi, HWC 2016 tidak jauh berbeda dengan HWC sebelumnya. Keanggotaan tim harus berasal dari pecandu atau mantan pecandu, Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dan tunawisma.

    Berbedanya tahun ini, karena tim Indonesia untuk HWC 2016 diikuti difabel yakni Eman Sulaeman dari Majalengka. Meski difabel, Eman berhasil menyisihkan pendaftar lainnya yang diseleksi Rumah Cemara sebagai National Organizer HWC di Indonesia.

    “Untuk difabel baru sekarang. Pas Eman daftar kita juga awalnya reuwas (terkejut),” katanya.

    Saat menjalani seleksi, kemampuan Eman di bidang sepak bola di atas rata-rata para pendaftar. “Selain kualitasnya di atas rata-rata, isu sosialnya juga lebih kena,” katanya.

    Homeless World Cup sebagai kompetisi yang mengusung misi perubahan hidup bagi pesertanya. Orang yang tadinya tukang nge-drug bisa berhenti nge-drug. Bagi yang Odha, diharapkan bisa melanjutkan hidupnya menjadi lebih baik lagi. Mereka diharapkan bisa membangun masa depan dengan optimisme.

    Rumah Cemara sudah lima kali mengikuti HWC. Tahun ini menjadi yang ke-enam bagi Rumah Cemara dalam mengirimkan tim ke event tahunan tersebut. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here