More

    Mahasiswa UMM Berdayakan Warga Atasi Sampah Plastik

    Hasil daur ulang sampah dibuat menjadi menarik seperti tas rajut dari kresek bekas, tas dari bungkus kopi dan leher botol gelas minuman, hantaran dari kardus bekas. foto : Rinoanugrawan
    Hasil daur ulang sampah dibuat menjadi menarik seperti tas rajut dari kresek bekas, tas dari bungkus kopi dan leher botol gelas minuman, hantaran dari kardus bekas. foto : Rinoanugrawan

    MALANG, KabarKampus – Sampah plastik selalu menjadi persoalan, baik warga perkotaan maupun desa. Salah satunya warga Desa Mojorejo, Kota Batu, Malang. Sampah di desa ini terus meningkat jumlahnya.

    Hal ini mendorong mendorong mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk mengatasi persoalan tersebut. Lewat Program Kreatif Mahasiswa Pemberdayaan Masyarakat (PKMPM), mereka memberdayakan masyarakat untuk mengolah sampah menjadi produk yang bermanfaat.

    Para mahasiswa tersebut adalah Iin Sulis Setyowati, Dona Kurniawan, dan Agung Saifullah. Ketiganya menyusun dan mengaplikasikan program daur ulang sampah plastik dengan membuat kerajinan tangan (handycraft) berbahan dasar sampah plastik rumah tangga. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

    - Advertisement -

    Iin Sulistyowati, salah satu mahasiswa mengatakan, program ini bertujuan untuk mengurangi banyaknya sampah plastik. Terutama hasil buangan limbah, agar berguna dan memiliki nilai ekonomi.

    “Dengan begitu, sampah-sampah plastik tak lagi jadi masalah dan akan menjadi ladang bisnis bagi ibu-ibu rumah tangga di sekitar desa Mojorejo tersebut.”

    Tahapan program ini yaitu memberikan pelatihan kepada 30 ibu rumah tangga perwakilan dari setiap RT dan RW untuk  mendaur ulang sampah plastik menjadi handicraft di pendopo desa Mojorejo. Tahapan ini melibatkan ketua penggerak PKK sebagai pionir ibu rumah tangga setempat.

    Selanjutnya adalah memilah sampah-sampah yang dapat didaur ulang. Ibu rumah tangga diminta untuk membawa sampah plastik yang ada di sekitar rumah. Selain itu mereka juga diminta untuk memahami sampah mana saja yang dapat didaur ulang dan nantinya memiliiki nilai jual. Kemudian Ibu-ibu dilatih untuk dapat membuat kerajinan tangan secara mandiri. Pelatihan dilakukan bekerjasama dengan Bank Sampah setempat serta TP PKK Mojosari RW 10.

    Beberapa produk yang dihasilkan dari daur ulang sampah ini antara lain tas rajut dari kresek bekas, tas dari bungkus kopi dan leher botol gelas minuman, hantaran dari kardus bekas serta masih banyak produk daur ulang lainnya yang memiliki nilai jual tinggi. Pembeda dari produk yang dihasilkan ini yaitu motif yang kreatif berbeda antara satu pembuat dengan pembuat lainnya.

    “Program ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan. Tidak langsung berhenti dan masyarakat ditinggal begitu saja,” jelas Iis.

    Iis mengaku, selama mengerjakan program ini, ada banyak kendala yang harus dihadapi mereka, adalah sampah bungkus kopi dengan jenis yang sama dan belum adanya fasilitas yang diberikan kepada kelompok usaha. Kemudian adalah program ini belum masuk proses pemasaran.

    Meski demikian, masyarakat sekitar desa Mojorejo sangat terbuka dan mau belajar. Mereka sangat senang dengan adanya kegiatan yang diadakan mahasiswa UMM ini. Hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat yang setelah mengikuti pelatihan, menularkan ilmu dan ketrampilannya kepada masyarakat lain. Mereka juga merasa bangga bisa melakukan dan memanfaatkan sampah daur ulang yang ada di sekitar.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here