More

    Lima Dosen Perempuan Kisahkan Mitos Nusantara Lewat Kain Batik

    Imanha

    Pameran “Relive the Myth” di Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan, Jalan Naripan, Bandung, 22 – 30 November 2019. (Imanha)  

    BANDUNG, KabarKampus – Di tangan para perupa perempuan ini, mitos-mitos yang hidup di nusantara diinterpretasi ulang. Hasilnya, mitos Sangkuriang dimunculkan dalam bentuk simbol perahu, bunga dan cawan. Ada pula kisah pembunuhan Nyai Dasime, Nyai Roro Kidul, Roro Jonggrang, dan mitos-mitos nusantara lainnya. Semua itu dilukiskan dalam media batik.

    Karya-karya para perupa yang juga dosen di perguruan tinggi di Bandung itu dipamerkan lewat pameran “Relive the Myth” di Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan, Jalan Naripan, Bandung, 22 – 30 November 2019.

    - Advertisement -

    Salah satu perupa, Belinda Sukapura Dewi, memamerkan batik berjudul “Lahirnya Sangkuriang”. Legenda yang hidup di tatar priangan, Jawa Barat, itu dilukis di atas kain primisima 115×200 cm. Tak ada sosok manusia di batik ini, kecuali cawan yang tampak berterbangan, kain selendang, kupu-kupu dan buga-bunga. Semua simbol dilukis (dengan teknik membatik) dengan warna cerah dan didominasi warna oranye.

    Lalu di manakah Belinda menyimpan sosok Sangkuriang dan Dayang Sumbi? Menurut dosen seni rupa Universitas Kristen Maranatha itu, Sangkuriang disimbolkan selendang yang dilukiskan seolah melayang-layang. Selendang ini dipakai Dayang Sumbi ketika melahirkan Sangkuriang. Selendang juga ditafsirkan sebagai buaian atau kasih sayang. Sementara Dayang Sumbi sendiri disimbolkan cawan yang dapat diiterpretasikan sebagai rahim.

    Selain “Lahirnya Sangkuriang”, Belinda juga menghadirkan batik berjudul “Sangkuriang Kesiangan” yang menggambarkan Sangkuriang murka karena hasratnya mengawini Dayang Sumbi yang tidak lain ibunya, tidak kesampaian. Tak hanya mitos Sangkuriang,

    Belinda kemudian mengolah mitos ratu pantai selatan Nyai Roro Kidul, dan mitos yang berkembang di masyarakat Jawa Tengah, Roro Jonggrang.

    Ada lima perupa yang memamerkan karya yang disebut “batik bercerita” itu selain Belinda, yakni Ariesa Pandanwangi, Arleti Mochtar Apin, Ayoeningsih Dyah Woelandhary, dan Nuning Yanti Damayanti. Di antara mereka banyak juga yang mengulas Nyai Roro Kidul dengan perspektif masing-masing.

    Roro Kidul versi Nuning Yanti Damayanti menampilkan sosok perempuan cantik yang lembut, tidak angker seperti yang menjadi gambaran umum selama ini. Roro Kidul dilukis dengan warna-warna cerah dan lembut di atas kain sutra 115×200 cm.

    Sementara Ariesa Pandanwangi menghadirkan batik berjudul “Nyai Roro Kidul Dolanan Ning Laut”. Batik berukuran 110×200 cm ini didominasi warna gelap sehingga menunjukkan kesan mistis. Ada tiga perempuan yang berdiri di atas air laut, ikan-ikan dan ombak. Di langit yang berwarna hitam dilukiskan motif batik megamendung yang menambah kesan tradisional.

    Dosen seni rupa lainnya, Ayoeningsih Dyah Woelandhary, menghadirkan mitos yang hidup di masyarakat Betawi, Jakarta, Nyai Dasima. Dia membuat tiga batik yang masing-masing diberi judul “Tragedi Pembunuhan Nyai Dasime”, “Nyai Dasima dan Tuan Edward Wiliam”, dan “Nyai Dasime dan Bang Samiun Kencan”.

    Jika membaca cerita Nyai Dasima, sepertinya Ayoeningsih melalui batiknya ingin menunjukkan perjalanan hidup perempuan yang berakhir tragis itu. Dasima sendiri dikisahkan sebagai perempuan yang hidup sebagai istri simpanan di zaman Inggris menjajah nusantara.

    Mitos lain yang diolah para perupa ialah Situ Bagendit dan Nyai Endit, Dewi Sri, sanekala atau gerhana matahari, dan lain-lain. Pameran “Relive the Myth” dikurasi Diyanto dan Andang Iskandar. Menurut dua kurator tersebut, pameran batik bercerita ini dilatarbelakangi penelitian tentang mitos oleh para perupa. Selanjutnya mitos-mitos tersebut diinterpretasi ulang sehingga menghasilkan tafsir baru.

    “Pameran ini berupaya menghadirkan metode pendekatan yang memadukan keutamaan tradisi dan modern,” katanya. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here