Ahmad Fauzan Sazli
Namanya Titik Ulfatun, mahasiswi semester 4, Prodi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Beberapa waktu lalu ia sempat di panggil ke Jakarta oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam rangka silaturahmi mahasiswa bidikmisi nasional.
Sebagai penerima beasiswa bidikmisi, mahasiswi yang dipanggil Upik ini tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Saat ini ia mengantongi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.93.
Perjuangan gadis kelahiran Purworejo, 2 Juli 1993 ini tidak mudah. Ia harus menunda keinginannya belajar di Perguruan Tinggi selama setahun lantaran tidak diterima lewat jalur SNMPTN.
“Akhirnya saya mboro ke Bekasi dan bekerja di pabrik plastik” kata Upik mengenang kehidupannya di Bekasi.
Upik mengungkapkan, biaya hidup di Bekasi mahal. Salah satunya biaya makan di sana. Namun Upik tetap merasa beruntung, karena ia tinggal di rumah pamannya dan bisa menghemat gaji dengan tidak mengeluarkan uang sewa kost.
Setelah setahun bekerja sebagai buruh pabrik, pada tahun 2012, Upik kembali berkeinginan untuk melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi. Alumni SMKN 2 Purworejo tahun 2011 ini pun berkomunikasi lewat surat elektronik dengan guru BK di sekolahnya. Ia meminta diikutsertakan dalam program bidikmisi yang diketahuinya dari website.
Akhirnya Upik dapat mengikuti SNMPTN di SMKN 2 Bekasi. Upik mengaku untuk menggapai keinginannya lulus SNMPTN, ia membeli buku kisi-kisi soal SNMPTN.
“Saya pelajari tipe soalnya karena SNMPTN cenderung lebih ke SMA, padahal saya dari SMK,” katanya.
Perjuangannya Upik tidak sia-sia. Ia diterima di salah satu prodi favorit yakni Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNY.
Pada saat menempuh bangku kuliah, Upik pun tidak tinggal diam dan hanya menjadi mahasiswi Study Oriented. Upik juga aktif di UKMF Penelitian Kristal FE UNY dan mengajar di Panti Asuhan Putri Islam Umbulharjo.
Upik mengaku, dengan ikut organisasi mahasiswa, ia akan mendapatkan nilai tambah dan ilmu yang lebih dari sekedar kuliah. Sedangkan untuk mengantisipasi padatnya kegiatan, Upik membuat jadwal harian.
“Biasanya saya mengerjakan tugas pada hari Sabtu atau Minggu, namun bila tugasnya banyak maka saya akan usahakan selesai sebelum deadline,” jelasnya.
Bagi Upik, sebagai mahasiswa bidikmisi yang telah dibiayai oleh negara, dia juga harus memberikan yang terbaik untuk negara. “Apa yang bisa saya berikan untuk negara? Saya hanya punya ini, hasil capaian belajar. Saya ingin membuat orang tua bangga,” ungkapnya.
Upik adalah anak dari pasangan Ahmad Zaenudin dan Marsiyah. Ayahnya adalah seorang buruh tani dan ibunya, seorang ibu rumah tangga. Keduanya tinggal di desa Tamansari Kecamatan Butuh Purworejo
Marsiyah berkisah bahwa sejak masih duduk di sekolah dasar, Upik selalu mendapatkan ranking pertama di kelasnya. “Hanya sempat dua kali mendapat ranking 2, yaitu kelas 1 dan kelas 6 SD” katanya.
Namun, menurut Marsiyah, anak kedua dari tiga bersaudara tersebut selalu mendapatkan ranking terbaik sejak duduk di SMP hingga menamatkan bangku SMK.
Prestasi Upik pun berlanjut di bangku kuliah. Indeks prestasi tiap semester mantan buruh plastik ini tidak pernah kurang dari 3,90. Bagi Upik, mahasiswa bidikmisi harus berkarya bagi orang lain.[]
selamat untuk mba Titik,,,,dapat menjadi contoh buat anak2 purworejo khususnya dan anak2 indonesia pada umumnya.