More

    Warga Indonesia Dihimbau Tidak Berpergian ke Luar Negeri

    Ilustrasi / pixabay

    BANDUNG, KabarKampus – Virus corona (CODIV-19) tidak hanya menyebar di negara China. Virus baru ini juga kini telah menjangkit negara di luar tempat asal virus ini.

    Diantara persebaran virus corona adalah negara tetangga Indonesia. Untuk itu, warga Indonsia diimbau agar tidak berpergian dulu ke luar negeri.

    “Memang dari hari ke hari kalau lihat berita kita mengetahui bagaimana kondisi masing-masing negara. Kita juga kalau tidak betul-betul perlu tidak perlu berpergian ke luar negeri,” kata Anggraini Alam, Dr., dr., Sp.A(K), tim dokter infeksi khusus Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, baru-baru ini.

    - Advertisement -

    Untuk mengantisipasi sebaran virus Wuhan itu, menurutnya sejumlah maskapai penerbangan sudah berinisiatif menghentikan penerbangan ke sejumlah negara yang positif terjangkit. Sejumlah peringatan juga sudah dilakukan pemerintah Indonesia, misalnya kewaspadaan harus ditingkatkan ketika berkunjung ke Singapura, Jepang, dan lain-lain. Sejumlah negara juga sudah mengeluarkan travel warning seperti yang dilakukan Amerika Serikat dan Korea Selatan.

    Kata Anggraini Alam, kewaspadaan khusus terutama harus dilakukan untuk orang usia lanjut. Sebab biasanya dalam usia lanjut, orang sudah mendapat penyakit degenerative seperti darah tinggi (hipertensi), diabetes, stroke, dan penyakit faktor usia lainnya.

    Virus korona jenis baru sendiri berbahaya terutama terhadap pasien dengan usia lanjut. “Terutama karena angka kematian tinggi di usia tua, 60 tahun ke atas, jadi harus hati-hati apalagi bagi orang yang perokok, hipertensi, stroke, diabetetes dan penyakit lain yang ada di orang dewasa,” papar dokter ahli penyakit tropis tersebut.

    Kondisi saat ini, CODIV-19 di luar China saat ini terus meningkat. Bahkan yang terbaru sudah masuk Italia dan Iran. Di negara tetangga kita juga ada kasus baru. Artinya infeksi baru ini memang masih berjalan, dan justru banyak terjadi di luar China,” katanya.

    Khusus kepada pasien yang memiliki gejala dan riwayat perjalanan dari negara terjangkit, Anggraini Alam mengingatkan untuk tidak panik. Mereka disarankan untuk segera mendatangi layanan kesehatan terdekat.

    Jika pasien tersebut hendak mengakses layanan kesehatan, diwajibkan menggunakan masker untuk mengantisipasi penularan antar manusia. “Kalau datang ke layanan kesehatan pakai masker, tidak pakai kendaraan umum, tak usah beramai-ramai, pakai kendaraan pribadi, dibuka jendelanya lebih baik sehingga tidak perlu menggunakan AC,” sarannya.

    RSHS sendiri sejauh ini sudah merawat sejumlah pasien terduga CODIV-19, meski belum ada yang dinyatakan positif. Direktur RSHS, dr. Nina Susana Dewi, Sp.PK(K) menambahkan, pihaknya menerapkan sistem pemantauan dan pengawasan pada pasien diduga CODIV-19. Orang dalam pemantauan CODIV-19 tidak usah dirujuk ke RSHS. Yang perlu diisolasi adalah orang yang memiliki gejala flu batuk, demam, sesak napas dan ada riwayat dari negara terjangkit.

    Menurut Nina, saat ini jumlah di negara asalnya, China, angka CODIV-19 sudah semakin menurun. “Namun di negara-negara di luar China nampaknya masih mengalami peningkatan, sehingga disarankan jika tidak sedang ada kebutuhan yang mendesak hindari dulu bepergian ke negara-negara yang terjangkit,” katanya. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here