More

    Ancaman Prilaku Konsumtif di Tengan Pandemi

    Ilustrasi / gambar : publicdomainpicture

    Work From Home dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di saat pandemi Covid-19 telah menggeser pola konsumsi masyarakat. Dalam situasi ekonomi yang kurang baik ini justru perilaku konsumtif masyarakat semakin meningkat.

    Hal itu karena saat bekerja di rumah, memberikan peluang masyarakat untuk melihat etalase pasar online yang ada di berbagai platform. Selain itu juga menggeser pola masyarakat dalam memilih barang yang bakal dikonsumsi.

    Dr. Wisnu Wibowo, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) mengatakan, kebutuhan bahan makanan frozen atau froozen food saat ini meningkat. Begitu pun penggunaan jasa pesan antar seperti gofood dan grab food meningkat.

    - Advertisement -

    “Terus permintaan terhadap kemasan makanan sehingga bisa memenuhi aspek higienis itu meningkat. Standar konsumsi terhadap barang makanan atau minuman yang memiliki standar kesehatan yang tinggi akan menjadi tren disana,” tutur Wisnu di laman Unair, Rabu, (23/07/2020).

    Selain itu pola konsumsi yang juga meningkat adalah produk herbal, termasuk produk multi vitamin dan multi suplemen lainnya. Begitu juga dalam bidang jasa terutama dalam bidang pendidikan dan pelatihan melalui daring seperti webinar atau seminar online menjadi meningkat pesat. Pelatihan bisnis dan kewirausahaan, pengelolaan keuangan, dan pelatihan kegiatan bisnis lainnya yang dilakukan secara online juga meningkat.

    “Terus misalnya peningkatan permintaan untuk yang berkaitan dengan aktivitas olahraga. Misalnya sepeda itu juga meningkat,” ungkapnya.

    Menurut Wisnu, semua yang dibutuhkan orang untuk mengisi waktu selama social distancing dan saat new normal, ikut menjadi meningkat. Termasuk yang berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan kesehatan daya tahan tubuh, atau olahraga yang sehat,” ungkap dosen yang memiliki konsen pada bidang ekonomi makro tersebut.

    Ancaman Prilaku Konsumtif

    Wisnu mengungkapkan, adanya peningkatan konsumsi tersebut, pada satu sisi dapat menggerakkan aktivitas ekonomi dan bisnis terutama bagi yang sektor terdampak pandemi. Namun di sisi lain, perilaku konsumtif dapat menimbulkan ancaman bagi masyarakat itu sendiri.

    Menurutnya dalam situasi yang tidak pasti seperti saat ini, setiap keluarga atau individu masyarakat perlu untuk menyiapkan dana darurat. Untuk itu masyarakat perlu menabung.

    “Jika kita terjebak dalam pola kehidupan yang cenderung konsumtif, yaitu membeli barang yang cenderung berlebihan baik dari sisi kuantitas maupun jenis jenis item-nya, maka hal tersebut dapat mengancam keseimbangan dan kestabilan  keuangan keluarga. Apalagi kita belum tahu persis kapan Covid-19 ini dipastikan akan berakhir,” jelasnya.

    Untuk meminimalisir ancaman tersebut, lanjutnya, masyarakat harus bisa mengembalikan pola perilaku sesuai kebutuhan, bukan atas dasar keinginan semata. Selain itu masyarakat harus mulai terbiasa membuat perencanaan keuangan secara lebih disiplin.

    “Jadi, meskipun konsumsi di masa pandemi ini mungkin cenderung meningkat,  jangan sampai melupakan pentingnya alokasi dana darurat,” tuturnya.

    Dengan begitu keberlangsungan ekonomi keluarga menjadi lebih aman dan terjaga. Wisnu berharap masyarakat menjadi konsumen yang cerdas dan rasional.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here