More

    Tuntut Fasilitas Kampus, Dua Mahasiswa Universitas Pancasila Dipecat

    Ahmad Fauzan Sazli

    unpad demo
    Ilustrasi, demo mahasiswa

    JAKARTA, KabarKampus – Sebanyak dua mahasiswa Universitas Pancasila (UP) dikeluarkan dari kampus dan  satu orang mahasiswa diskorsing selama satu tahun. Kebijakan pemecatan mahasiswanya tersebut terkait aksi demonstrasi  Senat Mahasiswa di dalam kampus UP pada akhir Januari 2013 lalu.

    Ketiga mahasiswa tersebut adalah Pengurus Senat Mahasiswa Universitas Pancasila. Dua mahasiswa yang dikeluarkan adalah Reza Fahlevi (ketua senat) dan Maximilian David (wakil ketua senat). Sementara Arlinton Mahrico (Kepala Divisi Kesejahteraan Mahasiswa) diskorsing selama setahun.

    - Advertisement -

    Menurut Reza, sebelum dikeluarkan SK DO dan Skorsing kepada mereka. Pada akhir Januari 2013, Senat Mahasiswa UP menggelar aksi di dalam kampus. Saat itu mereka mendesak pihak kampus untuk melengkapi fasilitas kampus, seperti perpustakaan, bis, dan sebagainya.

    “Apa yang kami tuntut ketika itu adalah hal yang lumrah,” kata Reza kepada KabarKampus, Jumat, (13/09/2013).

    Namun menurutnya, ketika mereka menggelar aksi, pihak kampus sedang menggelar acara peresmian gedung baru, dimana dalam acara tersebut mengundang sejumlah tamu. Meski demikian, aksi mereka itu disambut baik, bahkan sempat berdialoq dengan ketua yayasan.

    “Saat itu kami duduk bareng, tidak anarkis, dan tidak merugikan kampus,” jelas Reza.

    Reza mengungkapkan, secara tiba-tiba pada bulan Juni 2013, Dr. Edie Toet Hendratno, SH., M.Si. Rektor UP mengeluarkan SK Pemberhentian dan Skorsing terhadap ketiga mahasiswa tersebut.

    Reza sendiri heran denga SK pemecatan dan skorsing tersebut. Selain waktu demontrasi dan SK yang sangat lama, SK tersebut keluar tanpa peringatan dari pihak kampus terlebih dahulu.

    “Dalam SK pemecatan tersebut kami dianggap melakukan pencemaran nama baik kampus,” kata Reza.

    Bagi Reza, sikap rektorat itu menunjukkan kemunduran demokrasi. Apalagi  pasca SK pemecatan tersebut pihak rektorat belum mau membuka pintu dialoq.

    Hingga kini Reza dan Reno masih berharap bisa melanjutkan kuliah. Berbagai upaya pun telah mereka lakukan, selain berusaha mengajak rektorat untuk berdialoq, mereka juga telah mengadukan kebijakan rektorat tersebut ke Kopertis, DPR, dan Komnas HAM. “Kami masih menunggu jawaban dari mereka,” ungkap Reza.[]

    - Advertisement -

    1 COMMENT

    1. iya lah, dateng tamu kok disambut dengan demo… kesannya ya jelek. kalo mau cari perhatian jangan begitu dong…. kalo saya jadi Mahasiswa UP ya malu juga.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here