More

    Peringatan Hari Buruh Ala Seniman Bandung

    Mega Dwi Anggraeni

     

    Kampret Syndicat tengah mempresiapkan karya mereka untuk peringatan Hari Buruh Dunia. Foto. Mega Dwi A.
    Kampret Syndicate tengah mempersiapkan karya mereka untuk peringatan Hari Buruh Dunia. Foto. Mega Dwi A.

    BANDUNG, KabarKampus – Sebuah karya seni jalanan bisa menjadi sebuah gerakan perlawanan. Hal itulah yang dilakukan oleh Kampret Syndicate untuk memperingati hari buruh atau May Day.

    - Advertisement -

    Menjelang May Day nanti, Kampret Syndicate mempersiapkan proyek rahasia yang diberi judul “Kami Tetap Ada dan Berlipat Ganda”. Rencananya, sebelum para buruh turun ke jalan, karya tersebut sudah muncul dalam bentuk stensil di beberapa sudut Kota Bandung.

    “Targetnya lebih dari 10 titik, tetapi tergantung bahan-bahan yang ada dan juga waktu,” ungkap salah satu pelaku Kampret Syndicate kepada Kabar Kampus, di sela-sela persiapannya di Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Selasa (29/04/2014).

    Menurutnya, stensil tersebut berupa gambar dari tiga tokoh aktivis yang namanya sudah melekat di benak para buruh di Indonesia. Terbuat dari kertas duplex dengan ukuran 1.5 meter x 1 meter 20 sentimeter. Sementara judul tulisan sedang dalam penggarapan.

    “Persiapan sudah 90 persen, tinggal eksekusinya saja,” imbuh seniman yang enggan disebut namanya ini.

    Persiapan lain yang sudah dilakukan oleh Kampret Syndicate adalah pilok untuk mengeksekusi karyanya. Ada empat warna yang dia pilih, yakni merah, hitam, biru, dan abu-abu.

    Kampret Syndicate mengatakan, tiga tokoh tersebut merupakan aktivis yang tewas secara tragis saat memperjuangkan kebenaran dan hak-hak para buruh. Dan sampai saat ini, kematian mereka masih misteri lantaran belum terungkap.

    Saat disinggung terkait aksi yang akan dilakukannya untuk memperingati May Day, Kampret Syndicate mengaku apa yang dilakukannya bukanlah bentuk dari demo, tetapi dukungan terhadap aksi para buruh.

    Menurutnya, bentuk perlawanan terjadi karena negara tidak mengakomodir warganya dengan baik.

    “Perlawanan bisa dilakukan dengan cara apapun, demo, orasi, berdoa. Saya sebagai seorang pelaku seni jalanan melakukannya dengan cara ini,” katanya.

    Ini merupakan aksi pertama yang Kampret Syndicate lakukan untuk memperingati May Day. Padahal, menurutnya para pelaku demo sudah mengundang dan mendorongnya untuk menyumbang karya sejak lima tahun lalu.

    “Banyak hal yang harus saya kerjakan, makanya ini baru teralisasi sekarang,” ungkapnya. Bahkan ide untuk memunculkan tiga tokoh aktivis dan pengerjannya terbilang singkat.

    Dia hanya membutuhkan waktu dua hari untuk melakukan cutting dan lainnya. Menurutnya, yang sulit dari proses adalah menemukan gambar berukuran besar untuk di copy paste sebelum proses cutting.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here