JAKARTA, KabarKampus – Setelah Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) memutuskan memenangkan gugatan mahasiswa Universitas 17 Agustus 45 (UTA 45), para mahasiswa berharap mereka bisa kuliah lagi seperti biasa. Sebelumnya para mahasiswa dari Fisip UTA 45 ini mendapat sanksi akademik berupa Drop Out dan sanksi skorsing minimal dua tahun.
Ade Arqam Hidayat, salah satu mahasiswa mengatakan, dengan keputusan PTUN tersebut, mereka berharap bisa beraktivitas seperti biasa di kampus dan tidak dianggap penjahat. Karena sebelumnya, semenjak mendapat sanksi DO dan skorsing mereka dianggap sebagai virus dan pemberontak oleh teman-teman.
“Padahal kami hanya membela kebenaran,” terang Ade kepada KabarKampus usai persidangan, Selasa, (21/10/2014).
Selanjutnya menurut Ade, mereka akan menindaklanjuti keputusan tersebut, dengan melaporkan hasil persidangan ke Komnas HAM, Kemendikbud dan DPR. Mereka juga akan melaporkan Rektor terkait penyalahgunaan wewenang yang dipercayakan.
Di lokasi yang sama, Mamat Suryadi menambahkan, setelah keputusan sidang ini mereka akan meminta kejelasan terkait pencabutan SK pemecatan dan habilitasi mereka di kampus. “Kami akan pastikan terlebih dahulu rehabilitasi yang dilakukan oleh pihak kampus. Jika itu belum pasti kami masih merasa takut,” kata Mamat.
Mamat menjelaskan, jika rehabilitasi kampus sudah jelas, ia dan teman-teman akan melanjutakn kuliah di UTA 45. Selain itu mereka juga akan meminta lembaga-lembaga yang sempat dibekukan oleh kampus bisa diaktifkan kembali, terutama BEM.
Selanjutnya, menurut Mamat, mereka akan mensosialisasikan hasil persidangan di PTUN. “Dalam minggu ini kami akan konfirmasi ke kampus, saya khawatir kalau dalam waktu dua minggu kampus tidak melakukan kegiatan dan abai kepad kami,” tuturnya.[Nasir]
