More

    Mahasiswa Undip Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Lewat Kulit Pisang

    Mahasiswa Undip manfaatkan kulit pisang untuk membuat sabun dan membantu masyarakat Menteseh. Dok. Undip
    Mahasiswa Undip manfaatkan kulit pisang untuk membuat sabun dan membantu masyarakat Meteseh. Dok. Undip

    Pisang adalah tanaman yang tersebar hampir di seluruh Indonesia. Namun, selama ini pemanfaatan buah pisang hanya sebatas untuk konsumsi saja. Sementara kulitnya dibuang atau dijadikan makanan ternak.

    Padahal selain dapat dikonsumsi, kulit pisang dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi. Salah satunya dimanfaatkan mahasiswa Universitas Diponegoro membuat produk sabun cuci ramah lingkungan berbahan dasar kulit pisang.

    Para mahasiswa menamakannya dengan ANEBUCI (Aneka Sabun Cuci). Pembuatan produk ini merupakan hasil kerjasama mahasiswa Undip dengan masyarakat Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Semarang, sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

    - Advertisement -

    Rini Setyarini, ketua tim mengatakan, Kelurahan Meteseh memiliki potensi penghasil pisang yang cukup besar. Tanaman pisang tersebar hampir di seluruh wilayah Kelurahan Meteseh.

    “Saat ini, pemanfaatan limbah kulit pisang belum dilakukan secara optimal oleh masyarakat setempat sehingga limbah kulit pisang yang sebenarnya bermanfaat terbuang sia-sia,” kata Rini.

    Rini menjelaskan, kulit pisang mengandung saponin, salah satu bahan utama dalam sabun yang berfungsi untuk menghasilkan busa sabun. Oleh karena itu, mereka bersama masyarakat Meteseh mencoba memanfaatkan saponin dalam kulit pisang untuk mengurangi biaya produksi

    Menurut Rini, dipilihnya warga Desa Meteseh RT 01 RW 08 Tembalang Semarang sebagai mitra Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM) ini tak lain karena melihat potensi pisang di daerah tersebut. Dengan potensi tersebut, mereka berharap dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.

    Selain itu kata Rini, program mereka tersebut dapat menunjang kesejahteraan masyarakat setempat dan dapat terbentuk UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). UMKM ini dimaksudkan agar mereka bisa mandiri dalam memproduksi ANEBUNCI dari limbah kulit pisang untuk menambah penghasilan.

    “Dalam melaksanakan program ini telah dilakukan beberapa kegiatan yaitu sosialisasi pembuatan ANEBUNCI, pengemasan, pelabelan, dan pelatihan mengenai pemasaran. Kegiatan ini dimulai bulan Maret 2015 sampai sekarang,” ujar Rini.

    Rini menjelaskan, melalui kegiatan tersebut kini warga Meteseh sudah bisa memproduksi sendiri ANEBUNCI dan memasarkan produk mereka. “Sekarang ini, produksi ANEBUNCI yang sudah dilakukan oleh ibu-ibu PKK RT 01 RW 08 Meteseh meliputi SACURING (Sabun Cuci Piring), SACUTOR (Sabun Cuci Motor) dan SACUJU (Sabun Cuci Baju),” kata Rini.

    Rini berharap,  dengan program ANEBUNCI ini, mereka bisa mengembangkan potensi yang ada dan terus berkarya untuk menciptakan masyarakat meteseh yang mandiri dalam perekonomian.[]

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here