More

    Lewat Bisnis Kreatif, Gadis Usia 22 Tahun Bisa Beli Rumah Sendiri di Australia

    ABC AUSTRALIA NETWORK
    Harriet Tatham

    Sarah dengan boneka My Little Pony yang ia buat selama sebulan. Foto: Harriet Tatham. (Credit: ABC)
    Sarah dengan boneka My Little Pony yang ia buat selama sebulan. Foto: Harriet Tatham. (Credit: ABC)

    Sarah Blakey, adalah gadis berasal Sunshine Coast, di negara bagian Queensland. Ia memiliki hobi bermain video game dan gemar dengan membaca komik. Tapi dua hal tersebut juga yang membuatnya menjadi produktif… dan menghasilkan uang banyak.

    Sarah yang kebetulan pernah mempelajari ilmu animasi berhasil mengembangan bisnisnya memproduksi plush toy. Baginya yang paling penting adalah kreativitas.

    - Advertisement -

    Plush toy adalah istilah untuk boneka yang terbuat dari kain yang lembut dan diisi dengan bahan yang empuk dan nyaman untuk dipeluk anak-anak, bahkan orang dewasa.

    Sarah membuat boneka dari karakter-karakter dalam cerita My Little Pony.

    “Biasanya kalau membuat boneka yang terpikir adalah membuat boneka beruang, anjing, atau binatang lainnya, tapi yang saya buat adalah binatang fantasi, jadi berpikir lebih, dengan warna yang beragam, dan lebih banyak detailnya,” ujar Sarah.

    Sarah mengerjakan semuanya di studio di rumahnya.

    Ia mengaku kalau apa yang dilakukan telah cukup menghasilkan uang muka untuk membeli rumahnya sendiri di usia 22 tahun.

    “Harga boneka yang saya jual untuk ukuran medium adalah sekitar A$500 [sekitar Rp 5 juta], tapi jika Anda ingin unicorn yang ukuran sangat besar bisa mencapai $5.000 [sekitar Rp 50 juta], harga yang dibayar untuk mendapatkan sesuatu yang berbeda dari yang lain, dibuat oleh tangan,” jelas Sarah.

    Ide membuat plush toy ini sebenarnya berasal dari apa yang dilihatnya di Amerika Serikat.

    “Saya melihat banyak gadis-gadis di Amerika Serikat membuat boneka My Little Pony yang menurut saya sangat bagus, dan dengan latar belakang saya di bidang seni, saya merasa hal tersebut tidak terlalu sulit,” ujarnya.

    Sarah juga mempelajari cara membuatnya dari internet dan tak terasa kini ia sudah empat tahun lamanya memproduksi boneka-boneka tersebut.

    Bisnisnya benar-benar berdasarkan komisi, dengan sejumlah klien yang akan menghubunginya untuk idea desain. Kliennya ini berasal dari berbagai negara.

    “Ada yang mendesain kuda unicorn atau naga dan mereka menghubungi saya untuk membuatnya dalam bentuk yang nyata,” kata Sarah.

    Seiring dengan teknologi yang terus berkembang serta perdagangan internasional yang kian mudah, Sarah mengaku jika tantangannya adalah terus mengasah kemampuannya agar bisa bersaing dengan kompetitornya.

    “Kita mendorong diri sendiri untuk membuat yang lebih besar, lebih banyak warna, berkolaborasi, jadi sepertinya akan mengajak lebih banyak orang berbakat,” tambahnya. []

    - Advertisement -

    1 COMMENT

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here