More

    Membangunkan Marsinah, Membangunkan Mahasiswa yang Tidak Kritis

    Ucok eks Homicide menyampaikan orasi terkait Marsinah di Aquarium Unisba, Jumat, (13/05/2016). Foto : John
    Ucok eks Homicide menyampaikan orasi terkait Marsinah di Aquarium Unisba, Jumat, (13/05/2016). Foto : John

    Nama buruh perempuan yang satu ini mungkin tidak banyak dikenal oleh kalangan mahasiswa saat ini. Karena memang, keberaniannya lebih nyaring dari namanya sendiri.

    Dia adalah Marsinah, seorang buruh perempuan yang diculik dan ditemukan terbunuh pada Mei 1993. Dia hilang dan terbunuh karena memperjuangkan kesejahteraan buruh yang tidak terpenuhi.

    Kini 23 tahun berlalu, kematiannya belum juga terungkap. Namanya pun seolah hilang dalam ingatan generasi muda saat ini.

    - Advertisement -

    Bertepatan dengan hari wafatnya Marsinah pada tanggal 08 Mei, Studi Teater Unisba (Stuba) bersama dengan Keluarga Mahasiswa Jurnalistik Unisba mencoba untuk membangunkan sosok perempuan muda berani tersebut. Mereka menghadirkan Marsinah lewat sebuah Monolog “Membangunkan Marsinah” yang digelar di Aquarium Unisba pada tanggal 15 Mei 2016, pukul 19.30 WIB.

    “Acara Membangunkan Marsinah merupakan upaya kami untuk membumikan semangat perjuangan buruh Marsinah kepada masyarakat, khususnya mahasiswa,” kata Reggi Kayong Munggaran, Produser “Membangunkan Marsinah”.

    Menurut Reggi membangunkan Marsinah, merupakan cara terbaik untuk mengenang Marsinah.

    “Saat kami mendiskusikan Marsinah, ternyata mahasiswa ada yang tanya siapa Marsinah? Selain itu setelah dijelaskan mereka juga bertanya, apa benar orde baru sekejam itu? Dari sana kami berinisiatif untuk membangunkan Marsinah,” ungkap Reggi.

    Bagi Reggi, menghadirkan Marsinah yang dibunuh secara tragis berarti menghadirkan kembali bahwa ketidakadilan dan despotisme penguasa masih saja terjadi. Bahkan setelah 23 tahun Marsinah terbunuh.

    Namun kata Reggi, pasifnya mahasiswa kekinian adalah mimpi buruk yang mereka terima. Maka membangunkan Marsinah adalah membangunkan diri mereka sendiri dan membangunkan individu lainnya,

    “Lebih jauh membangunkan kesadaran dan kepekaan terhadap situasi yang terjadi di negeri ini,” jelas Reggi.

    Dalam pertunjukkan monolog “Membangunkan Marsinah” garapan sutradara Sugeng Riiyadi, sosok Marsinah akan mempertanyakan banyak hal, mulai dari gerakan buruh yang memble, mahasiswa yang tidak kritis, hingga mempertanyakan gerakan sejarah hari ini.

    “Marsinah juga akan mempertanyakan apakah tidak ada lagi yang turun ke ke jalan ketika sudah ada change.org?” terang Reggi.

    Monolog “Membangunkan Marsinah” merupakan acara puncak perhelatan acara Membangunkan Marsinah yang digelar dari tanggal 09 – 15 Mei 2016 di Kampus Unisba. Sejumlah acara telah digelar antara lain pameran buku, aksi performance dari ayefeelsix, Ucok ex Homicide, Wanggi Hoed, Mimi Fatma, Metha, pembacaan puisi oleh Ima Rochmawati, serta penampilan dari Forum Teater Kampus Bandung.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here