More

    Mahasiswa Bandung Gelar Aksi Solidaritas Pembubaran Diskusi di Surabaya

    Mahasiswa menggelar aksi di depan Mapolrestasbes Bandung, Rabu, (12/07/2018). Foto : Fauzan

    BANDUNG, KabarKampus – Sekitar 40 mahasiswa yang mengatasnamakan (Persatuan Penegak Demokrasi) menggelar aksi di depan Mapolrestabes Kota Bandung, Rabu, (11/07/2018). Aksi ini digelar sebagai bentuk solidaritas terhadap pebubaran diskusi di Asrama Papua Surabaya pada hari Jumat, (06/07/2018).

    Dalam aksinya mahasiswa melakukan orasi bergantian. Mereka juga membawa sejumlah poster diantaranya bertuliskan “Hentikan Tindakan Represi Terhadap Rakyat Papua”, Adili dan Usut Tuntas Pelaku Tindak Kekerasan Terhadap Mahasiswa Papua di Jawa Timur” dan “Adili Pelaku Pelecehan Seksual Terhadap Mahasiswi Peserta Diskusi di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya”.

    Melky, salah satu peserta aksi mengatakan, mereka menyesalkan apa yang telah dilakukan aparat kepolisian dan ormas setempat terhadap diskusi bulanan Aliansi Mahasiswa Papua Surabaya. Apalagi pembubaran tersebut berdalih operasi Yustisi.

    - Advertisement -

    “Ini tak lazim, operasi kependudukan dilakukan pada malam hari dengan mendatangkan Aparat Kepolisian, Satpol PP yang berjumlah puluhan dan ormas reaksioner,” kata Melky disela-sela aksi.

    Selain itu, menurut Mahasiswa Universitas Langlang Buana Bandung ini, operasi tersebut juga berujung bentrok dengan mahasiswa peserta diskusi di dalam Asrama. Bahkan penghuni asrama dan peserta diskusi dibentak serta diseret keluar. Kemudian yang lebih memperihatinkan, dua mahasiswi yakni Isabella dan Anindya diteriaki dengan ujaran merendahkan.

    “Bahkan salah seorang aparat kepolisian tega melakukan tindakan bejat dengan memegang payudara Anindya,” ungkap Melky yang berasal sari Papua ini.

    Bagi Melky, pembubaran diskusi dengan kedok operasi Yustisi tersebut telah dengan terang-terangan menunjukkan tindakan fasis dengan melarang kebebasan berekspresi. Tentunya hal tersebut tidak menjunjung tinggi asas demokrasi dan anti kekerasan.

    Oleh karena itu Melky dan kawan-kawan mendesak agar Kapolda Jatim mengusut tuntas kekerasan anggotanya terhadap mahasiswa Papua. Selain itu Kapolda Jatim juga mengusut pelecehan seksual kepada mahasiswi peserta diskusi di Asrama Mahasiswa Papua tersebut.

    “Menuntut Polres Surabaya meminta maaf karena telah menyatakan kejadian pengepungan Asrama Papua adalah hoax,” terang mahasiswa semester 8 ini.

    Diskusi yang digelar AMP Surabaya merupakan diskusi rutin yang digelar seminggu sekali. Pada diskusi pada hari Rabu, (06/07/2018), mereka membahas peristiwa tragedi berdarah di Biak, Papua pada tanggal 6 Juli 1998.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here