More

    Mau Kawin? Eit Lewati Dulu Palang Pintunya

    Ahmad Fauzan Sazli

    Jagoan silat pengatin pria berusaha mengalahkan jagoan silat pengantin perempuan pada acara Festival Palang Pintu, di Kemang, Jakarta, Minggu, (10/06). FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI

     

    JAKARTA, KabarKampus – Nggak sembarang mau ngelamar gadis Betawi. Syaratnya harus jago silat dan pandai mengaji.

    - Advertisement -

    Inilah yang terjadi pada rombongan dan iring-iringan dari Bekasi yang akan melamar gadis Betawi di daerah Kemang. Ketika hendak masuk ke rumah, rombongan dihadang.

    “Dari Rawa Petruk ke Rawa Buaya, nonton gembang kromong di malam hari. Saya pengen tanya ada  maksud apa abang datang kemari?” Kata juru bicara dari pihak tuan rumah sambil mencegat rombongan pengantian pria di depan pintu rumah.

    Pertemuan kedua belah pihak ini disertai tukang pantun dan jago silat.

    Menghadapi hadangan, rombongan pengantin pria tidak mau kalah. Mereka tetap memaksa agar dapat masuk. “Main jauh ke Rawa Papan, naik dokar bawa lampion, pengen tahu urusannya apaan, pengen ngelamar Mpo Nissa yang orangnya demplon.”

    “Eit brenti dulu!” Kata wakil perempuan. “Kalo emang itu tujuannya. Tentu ada syaratnye.”

    Salah salah satu syaratnya adalah keahlian pihak pengantin pria bermain silat. Maka, terjadilah adu jurus silat yang cukup seru antara jagoan tuan rumah dan jagoan tamu. Tentunya yang harus menang adalah jagoan dari pihak tamu.

    Setelah jagoan tuan rumah dikalahkan oleh pihak tamu, pihak tuan rumah menyatakan. “Abang punye jago memang jempolan.” Tapi, pihak pengantian pria masih belum diperbolehkan masuk ke kediaman wanita. Pihak perempuan minta dibacain beberapa ayat Alquran. Kalo sanggup boleh masuk, kalo gak sanggup pulang aje, deh.”

    Dialoq di atas adalah salah satu penampilan kelompok palang pintu dari bekasi yang mengikuti Festival Palang Pintu di Kemang Jakarta, Selatan, Sabtu, (09/06). Sebanyak 13  kelompok kesenian Betawi dari berbagai daerah di Jakarta mengikuti ajang tersebut.

    “Palang Pintu merupakan proses lamar melamar dalam adat Betawi ini penting karena di dalamnya kaya akan seni budaya, seperti silat dan doa doa. Kemudian di dalamnya  ada pantun yang sangat luar biasa sebagai kekayaan budaya Betawi yang menarik,” kata Nandra WD, dari Lembaga Kebudayaan Betawi kepada KabarKampus di Kemang.

    Menurutnya, palang pintu yang sudah diselenggarakan 6 kali telah menjadi icon daerah Kemang. Acara ini diharapkan memberikan pelestarian dan pengembangan kekayaan budaya Betawi.

    Di tempat yang sama Subli juri festival mengatakan, palang pintu merupakan syarat perkawinan orang Betawi, maknanya adalah bahwa seorang harus siap lahir dan batin ketika ingin menjadi pengantin. Seperti silat, silat dimaknai bahwa pengantin harus bisa melindungi istri. Sedangkan mengaji artinya seorang pengantin harus biasa mendidik istrinya.

    “Si penganten belum bisa masuk kalau belum bisa buka palangnya,” kata Subli.

    Festival Palang Pintu adalah acara tahunan yang digelar oleh Sanggar Manggar Kelape-FORKABI Kemang bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta. Tahun ini adalah Festival Palang Pintu yang ke-7. Selain penampilan kesenian palang pintu, di sepanjang Jl Kemang Raya Selatan, mulai dari Pawon Solo-Sevel kemang disuguhkan bazar berbagai makanan Betawi dan dagangan menarik lainnya.

    Festival ini berhasil menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here