More

    Seniman Bandung Peringati Hari Tubuh Internasional

    Mega Dwi Anggraeni

    Wanggi dan 19  seniman asal Bandung beraksi mempertontonkan tubuh mereka dalam Perayaan Tubuh International of Day. Foto. Mega Dwi A
    Wanggi dan 19 seniman asal Bandung beraksi mempertontonkan tubuh mereka dalam Perayaan Tubuh International of Day. Foto. Mega Dwi A

    Menjadikan Jalan Ir H Djuanda (Dago) sebagai panggung pribadinya, ke-20 orang seniman asal Bandung beraksi mempertontonkan tubuh mereka dalam Perayaan Tubuh International of Day.

    Gatot adalah salah satu dari 20 orang yang tampil selama kurang lebih satu jam di depan Jalan Ganeca Bandung. Dengan hanya mengenakan selembar kain batik, dia menggerakkan tubuhnya dengan gemulai. Terakhir, Gatot melengkapi tariannya dengan memakai topeng.

    - Advertisement -

    Selama pertunjukkan, Gatot ditemani seorang penari lainnya. Sementara seniman lainnya mengiringi kedua penari itu dengan zimbe, dan beberapa alat musik lainnya.

    Wanggie Hoed pun ikut turun ke jalan bersama rekan-rekan senimannya. Dia bergerak dalam satu area yang sama dengan para penari dan pemain musik. Tanpa kata, Wanggie menggerakkan tubuh lenturnya kesana kemari. Dalam penampilannya kali ini, Wanggie menggunakan media tanah, air, dan beras.

    Perayaan Tubuh International of Day merupakan gabungan dari 10 perayaan hari penting yang seluruhnya jatuh di bulan Maret. Ide perayaan itu muncul dari Wanggie yang memandang, hari-hari penting seperti Hari Perempuan Sedunia, Hari Air Sedunia, Hari Hutan Sedunia, Hari Teater Sedunia, Hari Kebahagiaan Sedunia, Hari Film, Hari Downsyndrome, dan Hari Bandung Lautan Api, hanya dirayakan oleh lembaga terkait.

    “Ini sebagai bentuk doa, semangat, dan bahasa perdamaian dari kreator muda yang sifatnya universal,” katanya kepada Kabar Kampus saat ditemui usai aksi.

    Nama Perayaan Tubuh sendiri, menurut Wanggie muncul lantaran para seniman yang tampil di Car Free Day Dago itu merayakan ke-10 hari penting itu dengan tubuhnya. Menyampaikan makna di balik ke-10 hari itu dengan menggerakkan tubuhnya.

    Aksi yang mereka lakukan itu cukup mengundang ratusan pasang kaki yang tengah melintas di area Car Free Day itu berhenti. Mata-mata penasaran, memperhatikan setiap gerak Wanggie Hoed dan kawan-kawannya. Sebagian dari mereka pun turut diajak berpartisipasi dalam Perayaan Tubuh. Tidak sedikit pula yang menyaksikan aksi itu sampai selesai.

    “Saya sengaja menggelar ini di Car Free Day, untuk mengambil momen karena pasti banyak yang penasaran dan akhirnya bisa mengenal ke-10 hari itu,” ujarnya.[]

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here