More

    Peringati Hari Bumi, Warga Bandung Suarakan Perlawanan Terhadap Privatisasi Air

    Warga Bandung membawa teko raksasa untuk diarak menuju kantor PDAM Bandung, Rabu, (22/03/2015). Foto : Fauzan
    Warga Bandung membawa teko raksasa untuk diarak menuju kantor PDAM Bandung, Rabu, (22/03/2015). Foto : Fauzan

    BANDUNG, KabarKampus – Lebih dari 200 warga Bandung yang tergabung dalam Bandung People Forum merayakan Hari Bumi di Kota Bandung, Rabu, (22/03/2015). Peringatan Hari Bumi kali ini menyuarakan perjuangan rakyat melawan kebijakan dan praktik privatisasi air di Asia Afrika.

    Dalam aksinya warga melakukan arak-arakan membawa kendi dari Babakan Siliwangi menujukan kantor PDAM Bandung. Sebelumnya kendi-kendi yang jumlahnya 200 buah ini dilukis oleh Rahmad Jabaril, seorang seniman Bandung.

    Taufan Suranto Koordinator aksi menuturkan, saat ini air menjadi barang langka dan mahal di tengah sumber air yang melimpah ruah. Di Indonesia sendiri diperkirakan 80 perusahaan koorporasi transnasional, seperti Danone, Cocacola, Iyonesse, Aetra dan sebagainya menguasai sektor air di Indonesia.  Selain itu ada ribuan perusahaan dalam negeri mengusahakan air dari sumber-sumber mata air, air permukaan dan air bawah permukaan tanah.

    - Advertisement -

    “Keluarnya putusan MK yang membatalkan UU no.7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air merupakan kemenangan bangsa Indonesia dalam melawan imperialisme dan penguasaan air di Indonesia,” kata Taufan.

    Oleh karenanya, kemenangan ini dapat menjadi pijakan ke depan untuk memastikan air sebagai hak asasi manusia dalam membangun dan menata tata kelola air yang lebih adil dan memihak. Sementara bagi Asia Afrika, peristiwa ini harus menjadi inspirasi untuk melawan penjajahan air  oleh negara seehingga patut disebarluaskan ke seluruh dunia.

    “Bersamaan dengan momentum Hari Bumi dan Penyelenggaraan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika, aksi ini merupakan salah satu ruang strategis bagi publik untuk menyuarakan kemenangan rakyat Indonesia kepada dunia khususnya kepada negara Asia Afrika,” ungkap Taufan.

    Dalam momentum Hari Bumi di Bandung ini kata Taufan, mereka merayakan Hari Bumi dengan tujuan menyuarakan perjuangan rakyat melawan kebijakan dan praktik-praktik privatisasi air di Asia Afrika. Momentum ini juga digunakan untuk membangun kesadaran bersama dan solidaritas Asia Afrika untuk melawan segala bentuk penjajahan Sumber Daya Alam di dunia.

    Selain arak-arakan dan melukis kendi, para warga juga membuat replika kendi raksasa dan  menggelar prosesi penyatuan tujuh sumber mata air yang berbeda sebagai simbol air untuk publik dan perlawanan terhadap privatisasi air.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here