More

    Jumlah Publikasi Ilmiah Indonesia Jauh Tertinggal Dari Malaysia

    Empat perguruan tinggi negeri ditunjuk teleti biomedik. Foto : ITS
    Ilustrasi. Foto : ITS

    YOGYAKARTA, KabarKampus – Meskipun jumlah perguruan tinggi di Indonesia terus bertambah, namun jumlah paper atau hasil penelitian Ilmiah yang dilakukan akademisi di Indonesia masih tergolong minim. Pada tahun 2013 saja tercatat hasil penelitian Ilmiah para akademisi di Indonesia hanya 4500 paper.

    Berbeda dengan negara tetangga Malaysia yang menghasilkan sebanyak 23.000 paper. Padahal jumlah penduduk Indonesia lebih banyak dari Malasyia yaitu 24 juta jiwa dan penduduk Malysia 20 juta jiwa.

    “Dengan data yang disebutkan tersebut dapat diartikan bahwa jumlah paper di Indonesia mengalami penurunan. Untuk itu perbandingan yang tak sebanding ini, seharusnya para pendidik di Indonesia diberikan perhatian khusus dalam hal membuat penelitian dan paper agar lebih ditingkatkan lagi, “ papar Muhammad Ali, Ph. D selaku Associate Professor, University of California, Riverside, USA dalam memberikan Public Lecture terkait dengan “How to Develop Research and Publication” di Gedung Pasca Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin lalu, (28/09/2015).

    - Advertisement -

    Menurutnya, masalah yang sering muncul adalah masalah  publikasi. Karena sebenarnya banyak makalah yang dibuat namun yang tidak dipublikasikan. Padahal jika ditelusuri lebih dalam Indonesia ini memiliki banyak yang bisa dijadikan sebuah penilitian.

    “Dalam hal ini saya menarik kesimpulan bahwa, jika dari segi kuantitas Indonesia sangat kalah jauh dibanding dengan negara ASEAN lainnya. Namun, jika dalam segi kualitas, paper di Indonesia masih dikatakan baik dan masih bisa diperdebatkan. Bahkan di Malaysia kualitasnya tidak begitu baik, tapi mereka mampu mempublikasikan papernya dalam jumlah yang banyak, “ tambah Muhammad Ali.

    Muhammad Ali menurutkan, meski demikian, Indonesia memiliki banyak kesempatan untuk memperbaiki semuanya. “Saat ini saja sudah banyak Universitas di Indonesia yang mampu memanej penelitiannya sendiri. Selain itu, sudah banyak Universitas di Indonesia yang melakukan program exchange dengan Universitas luar negri.

    “Terakhir, saat ini kemajuan teknologi di Indonesia juga dapat membantu dalam hal melakukan penelitian. Namun, terkadang kemajuan teknologi ini ada sisi positif dan negatifnya. Negatifnya misalnya terjadinya plagiator, bahkan aksi plagiat di Amerika juga banyak terjadi, untuk itu kemajuan teknologi ini harus dimanfaatkan dengan baik, “ jelasnya.

    Muhammad Ali pun menambahkan, untuk mempermudah agar para akademisi di Indonesia bisa menerbitkan dan mempublikasikan hasil penelitiannya, ada beberapa hal yang perlu dilakukan salah satunya, Universitas di Indonesia harus memperbaiki sistem birokrasi yang ada.

    “Bahkan bukan hanya Univeristasnya saja namun, sistem pendidikan di Indonesia birokrasinya harus diperbaiki. Karena, menurut pengamatan saya sistem birokrasi yang ada di Indonesia ini terlalu berbelit-belit. Seharusnya, jika ingin melakukan penelitian itu dipermudah bukan dipersulit, sehingga tidak ada hambatan, “ imbuhnya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here