More

    Forum Taman Baca Kutuk Kekerasan TNI Pada Perpus Jalanan

    Kegiatan baca di Perpustakaan Jalanan Taman Cikapayang, Bandung, Selasa, (23/08/2016). Foto : Frans
    Kegiatan baca di Perpustakaan Jalanan Taman Cikapayang, Bandung, Selasa, (23/08/2016). Foto : Frans

    BANDUNG, KabarKampus – Pembubaran paksa disertai kekerasan yang dilakukan TNI terhadap volunter Perpustakaan Jalanan Bandung menjadi perhatian Forum Taman Baca Masyarakat (TBM). Atas peristiwa kekerasan yang dialami Perpustakaan Jalanan, mereka menyatakan mengutuk keras tindakan represif tersebut.

    Menurut Dr. Firman Hadiansyah, M. Hum, Ketua Umum Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Taman Bacaan Masyarakat atau gerakan literasi lainnya merupakan gagasan partisipatif yang dilakukan oleh masyarakat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu yang dilakukan gerakan ini adalah menggelar buku di tempat-tempat strategis, di ruang-ruang publik sehingga masyarakat luas bisa mengakses bahan literasi.

    “Sebagai bagian dari pendidikan nonformal, Taman Bacaan menyesuaikan kehadirannya di masyarakat. Tidak ada jadwal yang ketat. Bisa saja di buka pagi bahkan hingga larut malam,” ungkap Dr. Firman.

    - Advertisement -

    Selama ini, kata Dr. Firman, mereka berusaha hadir di segala lini mulai dari Pos kamling, di warung-warung kopi, rumah sakit, PAUD, terminal, stasiun, mal, taman-taman. Tak hanya itu, mereka juga hadir dari pelbagai kalangan mulai dari birokrat, artis, dosen, guru, buruh, mahasiswa, polisi bahkan tentara.

    “Bahkan, di beberapa tempat di Indonesia TNI membuat perpustakaan pintar, ikut bekerja sama dengan TBM,” katanya

    Oleh karena itu, apa yang dilakukan oknum TNI terhadap Perpusatakaan Jalanan, Forum TBM menilai, hal tersebut cukup menghawatirkan. Itu karena, kekerasan terjadi ketika gerakan literasi mulai bergema dan berbagai organ mulai terlibat di dalamnya.

    “Atas tindakan yang represif tersebut kami atas nama Forum Taman Bacaan Masyarakat yang melingkupi 6000 TBM di Indonesia mengutuk keras dan memohon kepada aparat keamanan bisa lebih cerdas membedakan mana komunitas yang dianggap negatif dan meresahkan dan mana komunitas mengusung nilai-nilai postif yang berkemajuan,” kata Dr. Firman.

    Pembubaran paksa disertai kekerasan yang terjadi pada Perpustakaan Jalanan terjadi sekitar pukul 23.00 WIB pada Sabtu malam, (20/03/2016). Ketika itu sekitar 30 anggota TNI dari dua mobil truk tentara turun dan menghampiri Perpustakaan Jalanan untuk meminta bubar. Namun dalam pembubaran paksa kegiatan Perpustakaan Jalanan, salah satu anggota TNI memukul tiga orang volunter Perpus Jalanan Kota Bandung.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here