More

    Netizen Ramai-ramai Kecam Mapala UII

    Poster diklatsar Mapala Unisi. Sumber FB : Mapala Unisi
    Poster diklatsar Mapala Unisi. Sumber FB : Mapala Unisi

    YOGYAKARTA, KabarKampus – Pasca meninggalnya tiga mahasiswa Universitas Islam Indonesia dalam Pendidikan Dasar yang digelar Mahasiswa Pecinta Alam UII (Mapala Unisi), netizen ramai-ramai mengecam Mapala Unisi di media sosial. Netizen tidak hanya kecewa atas kekerasan yang terjadi dalam Diklatsar Mapala UII, namun netizen juga kecewa, karena tidak ada klarifikasi dari Mapala Unisi mengenai peristiwa tersebut. Terlebih akun media sosial Mapala Unisi seperti instagram, twitter, dan facebook tidak aktif.

    Salah satunya datang dari ‎Dhany Petrucci‎. Ia mengatakan dalam Diksar tidak diajarkan jadi pengecut. Dhany meminta Mapala Unisi untu klarifikasi dan jangan diam.

    “Bersihkan nama mapala unisi. Bersihkan citra mapala secara umum di seluruh Indonesia!!!” kata Dhany seperti yang ditulisnya di laman facebook Mapala Unisi.

    - Advertisement -

    Selain itu ada ‎Nurul Aoi-Akai Indriani. Ia mengatakan, gara-gara mereka (panitia dan para pembunuh), nama UII tercoreng. Akhirnya rektor UII menjadi kandidat petisi gara-gara panitia Dilatsar Mapala Unisi dan UII juga yang akhirnya harus bertanggung jawab.

    “Tunjukin dong muka kalian di depan publik, minta maaf sama pihak korban dan seluruh anggota dan keluarganya. Sama gunung aja berani, masa sama sesama manusia ga berani. Pengecut!,” kata Nurul.

    Selanjutnya datang dari Fajar Anugraha. Fajar mengatakan, hari Jumat 20 Januari 2017, rekannya bernama Muhammad Fadhli meninggal. Sampai sekarang keluarganya hanya diberikepastian yang acak-acakan.

    “Dari ayah almarhum (saat beliau menelpon kami) beliau bilang “Ya walaupun kami pihak keluarga sudah diantarkan jenazah Fadhli ke rumah di Batam oleh ketua panita dan tetekbengeknya, tapi penjelasan dari ketuanya ngga jelas, kayak masih bocah juga. Pengecut,” kata Fajar.

    Kemudian adalah Ahmad Rifai. Ahmad mempertanyakan pengurus Mapala yang mematikan akun media sosial mereka setelah membunuh orang. “Mana pengurus Mapala, pengecut setelah membunuh orang kemudian semua akun off. Mapala itu punya tanggung jawab, bukan pengecut,” ungkapnya.

    Sebenarnya masih banyak lagi sejumlah kekecewaan yang disampaikan netizen kepada Mapala Unisi. Bahkan kata-kata kasar pun dilontarkan kepada Mapala Unisi.

    Kegiatan Diksar Mapala Unisi UII yang menelan tiga korban jiwa ini diselenggarakan di lereng selatan Gunung Lawu, Hutan Tlogodringo Desa Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyar pada tanggal 10 – 20 Januari 2017. Tiga korban yang meninggal dunia adalah Muhammad Fadhli, Syaits Asyam, dan Ilham Nurfadmi Listia Adi. Ketiganya merupakan mahasiswa UII angkatan 2015.

    Selain mereka terdapat 34 mahasiswa lain yang mengikuti latihan dasar Mapala Unisi ini. Dari 34 mahasiswa, sebanyak 10 orang harus rawat inap dan sisanya rawat jalan.

    Dari data yang dilaporkan jogja.tribunnews, tiga korban yang meninggal mengalami cambukan rotan, diinjak kakinya hingga kuku terlepas, bagian tangan, kaki, dan jempol kaki kanan hampir copot, dan sebagainya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here