More

    Ratusan Petani Gunungkidul Nonton Film “Ziarah”

    Suasana nonton bersama film “Ziarah” bersama petani Gunungkidul di Bioskop Empire XXI Yogyakarta, Kamis, (18/05/2017)

    YOGYAKARTA, KabarKampus – Hari pertama pemutaran film “Ziarah” diramaikan oleh 169 petani dari Kabupaten Gunung Kidul. Mereka berbondong-bondong di Bioskop Empre XXI, Yogyakarta, Kamis, (22/05/2017).

    Para petani ini datang bersama Pemerintah Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Mereka sengaja diboyong langsung menuju bioskop untuk menonton film yang dibintangi oleh mbah Ponco Sutiyem (95 tahun) yang mendapat nominasi Aktris Terbaik di ajang ASEAN International Film Festival and Awards (AIFFA) 2017 tersebut.

    Hj. Badingah, S.Sos, Bupati Gunungkidul yang hadir dalam pemutaran film tersebut mengatakan, ia turut senang dapat menghadiri nonton bareng ini. Ia berharap banyak bisa mengapresiasi film ini terutama karena kehadiran Mbah Ponco sebagai masyarakat Gunungkidul yang berperan dengan apik dalam film ini.

    - Advertisement -

    “Mbah Ponco bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi kita semua, terutama petani Gunungkidul untuk terus mengembangkan potensi-potensi yang ada terutama dalam segi Sumber Daya Manusia,” ungkapnya.

    Mbah Ponco Sutiyem merupakan pemeran utama yang memerankan tokoh mbah Sri (95) dalam Film Ziarah. Ia mencari makam suaminya setelah berpuluh-puluh tahun ia berdoa dan berziarah ke makam tanpa nama dan menganggap bahwa itu makam suaminya. Ia memutuskan mencari makam suaminya dengan satu tujuan, yaitu ia ingin dimakamkan di samping suaminya.

    Film Ziarah sudah diputar sejak kemarin (18/05/2017), di 22 layar bioskop, yang tersebar ke 10 kota di Indonesia. Hari pertama tayang di bioskop, penjualan tiket Ziarah habis terjual di 2 kota yaitu: Jogja dan Malang. Berkat antusiasme penonton yang sangat tinggi, hari kedua penayangan Ziarah di bioskop tambah layar di Kota Yogyakarta dan Solo.

    Selain itu nonton bareng juga dilakukan oleh beberapa kampus di Yogyakarta, seperti UGM, UNY dan ISI. Hal ini dianggap sebagai sebuah bentuk dukunga bagi karya anak bangsa dan memajukan film Indonesia.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here