Tanggal 20 Agustus diperingati sebagai Hari Nyamuk Sedunia. Dr. Ronald Ross, seorang dokter Militer Inggris, dari Liverpool School of Tropical Medicine adalah yang memulainya.
Pada tahun 1879, ketika bertugas di Secunderabad India, ia melakukan penelitian tentang malaria yang banyak mengakibatkan kematian pada manusia. Kemudian pada 20 Agustus 2020, ia menemukan ookista plasmodium falciparum pada bagian dinding lambung nyamuk Anopheles.
Selanjutnya, ia mendeklarasikan bahwa hanya nyamuk genus Anopheles yang menularkan parasit malaria. Pada tanggal tersebutlah kemudian dideklarasikan sebagai hari Nyamuk Sedunia.
Lalu benarkan nyamuk malaria menjadi salah satu pembunuh nomor satu di dunia?
WHO dalam World Malaria Report 2019 memperkirakan ada 228 juta kasus malaria terjadi pada tahun 2018. Sedikit berbeda dengan kasus pada tahun 2017 dengan jumlah 210 di seluruh dunia. Jumlah kematian akibat malaria sebanyak 405.000 dalam tahun 2018 dan 416.000 dalam tahun 2017. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak di sub-Sahara Afrika dan Asia.
“Ini merupakan laporan kerugian akibat satu penyakit yaitu malaria, belum termasuk kematian akibat penyakit tular nyamuk lainnya. Nyamuk menyebabkan lebih banyak penderitaan kepada manusia daripada organisme lain, dan menyerang tidak hanya manusia, tetapi juga hewan. Atas dasar inilah nyamuk dinyatakan sebagai pembunuh nomer satu di dunia yang perlu diwaspadai,” ujar Prof. Dr. drh Upik Kesumawati Hadi, Guru Besar IPB dari Fakultas Kedoteran Hewan seperti yang tertulis di laman IPB.
Selain malaria, ada berbagai jenis arbovirus yang ditularkan oleh nyamuk. Seperti virus dengue, chikungunya, japanese encephalitis dan lain-lain, yang secara endemik ditemukan di Indonesia.
Kapan penularan penyakit-penyakit tersebut dapat terjadi di planet bumi ini? Hal ini tergantung oleh banyak faktor. Yang jelas, penularan terjadi ketika manusia memiliki mobilitas tinggi, yang memungkinkan terjadinya kontak yang semakin erat dengan nyamuk. Misalnya pada saat melakukan aktivitas perjalanan, perdagangan dan pariwisata baik di dalam negeri maupun manca negara, atau dari daerah non endemis menuju daerah endemis dan lain lain.
Mengapa serangga pengganggu tersebut perlu diperingati? Yakni untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap sisi negatif keberadaan nyamuk di sekitar kita.
“Nyamuk adalah serangga kecil. Mulai dari badannya, sayapnya, kaki-kakinya dan mulutnya yang langsing, yang keberadaannya di sekitar permukiman menjadi pengganggu kenyamanan kita. Selain mengisap darah dan menyebabkan gatal-gatal, nyamuk juga dapat menularkan berbagai macam penyakit baik pada manusia maupun pada hewan. Seperti malaria, demam berdarah dengue, radang otak, filariasis, dirofilariasis, chikungunya, dan zika. Semakin sering bersentuhan dengan nyamuk maka risiko tertular menjadi tinggi. Oleh karena itu kita harus tetap waspada untuk menjaga anak-anak, keluarga, dan komunitas agar aman dari gigitan nyamuk vektor,” ujar Pakar Nyamuk IPB ini.[]