JAKARTA, KabarKampus – Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas hari mengingatkan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) untuk berinovasi mengembangkan kajian keislaman. Hal tersebut karena Program Studi Kajian Keislaman mengalami penurunan.
Menurut Menag, fakta yang terjadi adalah minat pendaftar terhadap sejumlah prodi ilmu keislaman (Islamic Studies), seperti Ilmu Hadis, Manajemen Zakat dan Wakaf, dan Bimbingan Penyuluhan Islam menurun. Meskipun minat terhadap Perbankan Syariah dan Manajemen Keuangan Syariah memang meningkat, namun masih kalah dengan Kedokteran, Psikologi, Sains dan Teknologi.
“Saya minta para rektor dan ketua berinovasi dalam mengafirmasi kajian keislaman atau Islamic Studies yang merupakan core competencies PTKIN,” tegas Menag dalam kegiatan pembukaan Seleksi Prestasi Akademik Nasional Ujian Masuk PTKIN 2021 di UIN Raden Intan Lampung, Kamis, (14/01/2020).
Fakta selanjutnya, ungkap Menag, pendaftar PTKIN hampir 50 persen didominasi alumni SMA/SMK. Sebagian besar dari mereka lemah dalam Islamic Studies. Karenanya, perlu penguatan wawasan keagaman yang moderat.
“Ini juga harus diinisiasi programnya. Agar sejalan dengan penguatan moderasi beragama yang sedang digalakkan Kemenag,” katanya.
Meski demikian, Menag mengapresiasi besarnya minat mahasiswa terhadap program studi umum di PTKIN. Namun hal tersebut juga harus diimbangi dengan upaya untuk terus menghidupkan kajian-kajian strategis dalam bidang Islami studies.
Pada tahun 2020 minat pendaftar PTKIN tidak mengalami penurunan.Untuk jalur seleksi Prestasi Akademik atau SPAN PTKIN pada tahun 2020, ada 263.061 pendaftar, dengan komposisi 192.783 adalah perempuan dan 70.278 laki-laki. Sedangkan UMPTKIN dengan Sistem Seleksi Elektronik (SSE) tercatat ada 132.429 pendaftar. Sehingga, jumlah yang ikut SPAN-UMPTKIN pada tahun 2020 adalah 395.490 peserta.[]