More

    Kisah Perjuangannya Sempat Viral, Rektor USU Beri Sepeda Motor Kepada Nurul

    Muryanto Amin, Rektor USU menyerahkan motor kepada Nurul Hasanah. Dok. USU

    Wajah Nurul Hasanah, mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) mendadak viral di media sosial. Ia mendapat perhatian banyak orang, karena kegigihannya menemui dosen dengan mengayuh sepeda belasan kilometer untuk menyerahkan tugas.

    Kisahnya diunggah oleh Syafruddin Pohan, Dosen Fisip USU dengan judul “Maafkan Bapak, Nak” di laman media sosialnya. Syafruddin menuliskan Nurul yang harus menempuh perjalanan belasan kilometer demi menyerahkan tugasnya kepada dirinya.

    Pada awalnya Syafruddin, sempat keliru menyangka bahwa Nurul sama dengan beberapa mahasiswanya yang selama ini selalu berdalih ini itu demi menunda penyerahan tugas. Betapa sedih dan prihatinnya ia demi mengetahui perjuangan gadis yatim-piatu itu untuk menemuinya.

    - Advertisement -

    Kisah Nurul ini kemudian mendapat perhatian Muryanto Amin, Rektor USU yang baru saja dilantik. Usai perempuan yatim piatu kelahiran 27 Juli 1995 tersebut menyelesaikan sidang skripsi, Rektor memberikannya sebuah sepeda motor.

    Dalam sidang skripsi tersebut mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Fisip USU ini dinyatakan lulus. Sang Rektor menyerahkan sepeda motor tersebut langsung kepada Nurul pada hari yang sama yakni, Senin (01/02/2021).

    “Alhamdulillah, saya merasa sangat senang dan terharu dengan hadiah yang diberikan oleh Bapak Rektor dan sangat berterimakasih atas hadiah yang diberikan Pak Rektor,” kata Nurul seperti yang disiarkan humas ISU.

    Bagi Nurul apa yang ia dapatkan, seperti dari nothing to something. Namun Nurul mengaku, ia tidak boleh merasa bangga, karena apa yang ia peroleh merupakan titipan Allah.

    Syafruddin Pohan berfoto bersama Nurul usai Nurul menyerahkan tugas. Dok. Syarifuddin Pohan.

    “Saya akan berusaha untuk memanfaatkan semua pemberian orang kepada saya dengan sebaik-baiknya,” kata Nurul dengan mata berkaca-kaca.

    Nurul mengatakan, sepeda motor itu akan digunakan dan dirawatnya dengan baik. Ia juga meminta agar didoakan dan diingatkan apabila ada hal-hal yang tidak baik atau tidak tepat dilakukannya.

    Rektor USU menyerahkan bantuan satu unit sepeda motor berikut perlengkapannya seperti helm dan jaket sekaligus memberikan sejumlah uang. Rektor mengatakan, apa yang ia berikan sebagai donasi dari Hamba Allah yang merasa terpanggil untuk membantu Nurul.

    Ia berharap bantuan tersebut dapat membantu Nurul dalam melakukan berbagai aktivitasnya sehingga nantinya bisa mendapatkan pekerjaan yang baik dan layak, membantu masyarakat serta mengharumkan nama USU sebagai almamaternya.

    “Saya harap Nurul dapat sabar dan ikhlas dalam menghadapi rintangan-rintangan hidup ini meskipun dengan segala keterbatasan yang dimiliki. Akan ada banyak orang yang membantu Nurul. Semoga Nurul bisa segera mendapatkan pekerjaan yang baik dan layak, berkontribusi bagi bangsa dan negara serta membawa nama baik almamater Universitas Sumatera Utara,” kata Rektor.

    Selama ini, Nurul yang hidup seorang diri mencari penghasilan tambahan dengan mengajar mengaji di sebuah rumah tahfidz dengan bayaran satu juta rupiah per bulan. Ia juga mengajar anak-anak tetangganya mengaji secara privat dengan imbalan paling banyak seratus ribu rupiah per bulan.

    Nurul mengaku, ia juga mendapatkan bantuan dari abang dan pamannya. Namun ia tak ingin merepotkan paman dan abangnya yang juga membutuhkan banyak biaya untuk memenuhi kehidupan mereka, maka ia memutuskan untuk mengajar mengajar mengaji demi memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sementara untuk kebutuhan kuliah ia cukup terbantu karena selama ini mendapatkan beasiswa.

    Ayah Nurul meninggal terkena serangan jantung pada 3 Juli 2004. Saat itu ia masih duduk di kelas 4 SD. Nurul yang merupakan bungsu dari tiga bersaudara ini kembali mengalami kehilangan pada 1 Maret 2013 setelah ibunya meninggal akibat kanker payudara yang dideritanya. Nurul masih duduk di bangku SMA dan berusia 17 tahun ketika akhirnya menyandang status sebagai yatim-piatu.

    Sebenarnya, Nurul mahasiswa FISIP USU angkatan 2013. Seharusnya, dia lulus kuliah tahun 2017. Namun, karena kondisi finansial yang tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya yang cukup berat, Nurul memutuskan cuti pada tahun 2017 hingga tahun 2018.

    Dia bekerja selama setahun sebagai pramuniaga dengan harapan yang menipis untuk bisa melanjutkan kuliah lagi. Namun semangat Nurul kembali terpacu untuk kembali berkuliah saat menemani temannya ke kampus untuk mengurus skripsi. Di sana ia bertemu dengan salah seorang dosennya yang menasehatinya untuk meneruskan kuliah.

    Menurut Nurul, ia beruntung banyak kemudahan yang diberikan Allah SWT kepada Nurul dalam menyelesaikan kuliahnya. Banyak orang yang memantunya, termasuk sang paman dan salah seorang teman almarhum ayahnya.

    Nurul mengatakan sepeda motor ini akan dia gunakan untuk aktivitas setelah lulus, khususnya mengajar mengaji. Ia ingin menjadi penghafal qur’an dan mencetak generasi qurani yang shalih dan shalihah.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here